Jumat, 23 Oktober 2015

Ekologi, Sumber daya alam dan Lingkungan

1. Ekologi


     Ekologi adalah suatu ilmu tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Ekosistem adalah suatu sistem yang terjadi pada suatu hubungan (interaksi) dengan saling ketergantungan pada komponen-komponen di dalamnya, baik itu makhluk hidup ataupun tidak hidup.
Pada tiap-tiap komponen ekosistem mempunyai makna yang khusus bagi komponen yang lain dengan sangat terorganisir dan juga berlangsung dengan secara dinamis untuk terbentuknya suatu 'keseimbangan lingkungan'.

Prinsip-Prinsip Ekologi - Terdapat prinsip utama yang terdapt didalam ekologi.
Prinsip ekologi antara lain sebagai berikut...
  • Interaksi (interaction)
  • Saling ketergantungan (interdependence)
  • Keanekaragaman (diversity)
  • Keharmonisan (harmony)
  • Kemampuan berkelanjutan (sustainability)


Komentar :
Video diatas merupakan salah satu contoh dari ekologi, yaitu : interaksi antara hewan dan lingkungan sekitar. Dalam ekologi hewan dibahas berbagai macam tingkah laku hewan. salah satunya yaitu bebek.memiliki adaptasi tingkah laku dan adaptasi morfologi yaitu dengan bentuk paruh yang disesuaikan dengan habitatnya dalam mencari makan. Selain itu juga kaki bebek yang mempunyai selaput renang untuk berenang.
Ada juga adaptasi fisiologis yaitu bebek tidak mempunyai kelenjar keringat sehingga selalu membasahi tubuhnya untuk menurunkan suhu tubuh saat panas.

2. Sumber Daya Alam


        Sumber daya alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat digunakan untuk kepentingan hidupnya. Bagi manusia, hakikat sumber daya alam sangat penting baik sumber daya alam yang berupa benda hidup (hayati) maupun yang berupa benda mati (non hayati). Kedua macam sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Suatu negara yang banyak sumber daya alamnya maka negara tersebut akan menjadi negara yang kaya.
         Pemanfaatan sumber daya alam ditentukan berdasarkan kegunaan sumber daya alam tersebut bagi manusia. Oleh karena itu, nilai suatu sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusia. Misalnya lahan pertanian yang subur dapat dijadikan daerah pertanian yang potensial.
Manusia (penduduk) suatu negara merupakan sumber daya bagi negara tersebut karena manusia dapat memberikan manfaat bagi negaranya, seperti tenaga kerja, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dapat meningkatkan ekonomi negara.



Komentar :
Dari video diatas kita bisa melihat bahwa sumber daya alam adalah kekayaan alam yang ada di Indonesia itu sangatlah banyak, Sumber daya alam tersebut bisa kita kelola untuk kepentingan kita sendiri, jadi kita sebagai manusia yang baik kita harus selalu menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada di muka bumi ini.

3. Lingkungan


Definisi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan dibedakan menjadi dua; lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah, pepohonan, dan para tetangga. Sementara lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan tiang listrik.

Pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuang ruang dengan segala benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada. 



Komentar : 
Dari cuplikan video diatas bisa kita simpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik itu benda mati atau benda hidup. Lingkungan ada bermacam macam tergantung dari iklim yang ada. kita sebagai manusia harus menjaga lingkungan disekitar kita agar tidak tercemar atau rusak.

Referensi :






Rabu, 17 Juni 2015

Ilmu Budaya Dasar

Manusia dan Harapan

1. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.

2. PERSAMAAN HARAPAN dan CITA - CITA
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu:
• Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
• Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.

Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik ataumeningkat.

3.PENYEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni:

• Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, dan sebagainya. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Misalnya pertunjukan lawak, mareka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa.

• Dorongan kebutuhan hidup
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4.PENGERTIAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubugan dengan pangakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

5. TIGA TEORI KEBENARAN
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu”, sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran, antara lain:

1). Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul manusia. Paul akan mati.

2). Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia.

3). Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis

Cara saya untuk mempercayai atau meyakini hati saya bahwa harapan saya akan terwujud adalah dengan cara berdoa kepada Allah dan percaya sepenuh hati saya bahwa Allah akan mengabulkan doa saya. Amin

Rabu, 06 Mei 2015

Manusia Dan Kegelisahan

Ilmu Budaya Dasar

Manusia Dan Kegelisahan

1.Pengertian Kegelisahan

            Kegelisahan berasal dari kata gelisahDalam kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahanadalah gejala universal, ada pada manusia dimana saja.

            Kegelisahan timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.

            Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari kesempurnaan.

2.     Sebab-sebab Orang Gelisah

            Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan hak-haknya.

Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.

            Kalau hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.

Seperti dalamAl-Qur’an :

“Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).

Dan Firman-Nya:

“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”

Banyak orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.

Kegelisahan dan kompleksitas manusia

            Motif-motif perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan kegelisahan.

Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan

            Pemuasan yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.

            Hal di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala kadarnya.

3. Pengertian Keterasingan

            Keterangan berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti “sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari pergaulan”.

Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang lain.

Terasing atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum pernah ia lihat sebelumnya, Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan menunjukkan kiblat shalatnya.

Seperti Firman-Nya:

“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam). Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah, 2:115)

Hamparan bumi yang luas adalah tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena dialah zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai penjuru dunia.

4.  Pengertian Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepitidak ramai, tidak ada orang atau kenderaan, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.

Misalnya:

            Setelah tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.

            Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

5. Pengertian Ketidakpastian

            Ketidakpastian berasal dari kata tidak pastitidak menentu (pikirannya), apa yang dipikirkannya tidak searah. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.

            Ketidakpastian adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah mengalaminya. 

Misalnya:

            Ketika anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

SUMBER:  http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/manusia-dan-kegelisahan.html

Ada berbagai macam cara dalam mengatasi kegelisahan dan ketidak pastian namun saya mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi nya:

1.      Kegelishan dan ketidakpastian itu kan termasuk stress atau tekanan hidup untuk menghilangkan itu semua pertama anda harus melakukan aktivitas di luar rumah dengan hal yang positif misalnya berolahraga .

2.      Mendengarkan lagu bisa sedikit membantu mengurangi kegelisahan anda

3.      Berdoalah, Kegelisahan dan ketidak pastian itu biasanya berasal dari hati kita sedangkan allah lah yang mengatur dan membolak balikan hati kita berdoalah keapada allah agar kegelisahan itu tidak muncul lagi.

Kamis, 30 April 2015

manusia dan tanggung jawab

A.  DEFINISI TANGGUNG JAWAB
    
 Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
    Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang­gung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa­kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
    Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam ja­minan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng­ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait­an dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk indivi­dual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap diri­nya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakin­annya terhadap suatu nilai.
    Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhan­nya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
    Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh po­tensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
    Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa­jiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
  1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
      2.  Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung  jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang se­hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un­tuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertang­gung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.
B.     JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB
           
 Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
   1.   Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
    2.  Tanggung Jawab kepada keluarga
 Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
    3.  Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
   4.  Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
   5.  Tanggung Jawab kepada Tuhan
 Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
C.   PENGABDIAN
           
 Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
   A.  Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
              a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
              b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
              c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
              d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
   
 D. PENGORBANAN
    
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
    Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
    Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
     Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
     Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
     Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Macam-macam Pengorbanan
  • pengorbanan harta benda
  • pengorbanan pikiran
  • pengorbanan perasaan
  • pengorbanan tenaga
E.TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI MANUSIA
A) Tanggung jawab kita sebagai manusia:  Sebuah rasa tanggung jawab itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap manusia pasti mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri. Contoh dalam lingkup kecil di dalam suatu keluarga kita mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Orang tua tugasnya mendidik anak dengan baik tanggung jawabnya membesarkan dan menafkahi anaknya hingga dewasa. Tanggung jawab anak kepada orang tua itu berbakti kepada mereka dan menjaga menjunjung tinggi martabat keluarganya.Dan dalam bertanggung jawab pada kita yang sebagai hamba ALLAH SWT yaitu dengan beribadah dan menjauhi larangan-larangannya.Jadi kita sebagai manusia jika ingin menjalani hidup yang baik kita harus melakukan dan melaluinya harus dengan penuh tangung jawab.
B) Saya sebagai mahasiswa belum sepenuhnya bisa bertanggung jawab,karena saya terkadang masih melakukan hal yang salah dan saya takut untuk mempertanggung jawabkan.
sumber: 
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/macam-pengorbanan/

Kamis, 23 April 2015

manusia dan pandangan hidup

TUGAS ILLMU BUDAYA DASAR - MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.    PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak  kebenarannya.
2.    Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3.    Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
B.  Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita sering dinasehati oleh orangtua, guru ataupun orang lain untuk memiliki cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
C.    KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga, yaitu:
1. Pertama faktor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
3. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.

Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
5.KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu:
 Aliran naturalisme
 Aliran intelektualisme
 Aliran gabungan
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karana manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar, yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karana itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama.
Ajaran agama ada dua macam yaitu ;
1. Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah
2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaaan terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama, Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan yang tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius (keagamaan)
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini logika / akal. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa. Di barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir. Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan barat. Di timur orang mengutamakan hati nurani yang baik menurut akal belum tentu baik menurut hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh).
c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal, kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dunilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomer duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan , dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme. Religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
6.Cara saya memaknai hidup adalah
Saya sadar bahwa saya hidup didunia,bukan sekedar untuk hidup dan mati tapi gimana saya hidup dan memaknainya.Mungkin cara saya adalah memaknai jika hidup itu Ibadah,Ujian,Hidup di akhirat itu lebih baik,sementara.Dengan menyadari itu semua saya akan paham bagaimana saya menjalani hidup dan tau posisi kenapa saya dilahirkan didunia ini untuk apa.
7.Cara bagaimana saya menggapai cita-cita saya adalah
-(pertama kali) adalah usaha : kenapa pertama kali usaha karena menurut saya yang saya lakukan walaupun hal sekecil apapun jika tidak dengan usaha tidak akan tercapai ,apalagi soal cita-cita pasti landasan untuk mewujudkannya dengan sebuah usaha saya.
-dan yang (kedua) adalah percayai diri : menurut saya percuma jika kita usaha tanpa percaya sama diri saya sendiri karena yang saya usahakan malah  akan sia-sia,kepercayaan diri itu penting juga untuk membangkitkan semangat positif dalam menilai usaha saya.
-dan yang (ketiga) adalah tidak menunda-nunda entah itu kesempatan ataupun waktu,terkadang yang menghabat saya disaat saya ingin sukses dalam mewujudkan cita-cita adalah dengan menunda-menunda kesempatan karena banyak yang bilang kesempatan itu belum tentu datang dua kali.
-dan yang (keempat) adalah pendirian,saya tidak akan lari dari cita-cita yang saya inginkan.
-dan yang (kelima dan terakhir) untuk jadi kunci itu semua adalah kesabaran dan ketekunan saya,walaupun banyak godaan bahkan rintangan sesulit apapun saya akan lalui dengan ketekunan dan penuh kesabaran insyallah ada jalanya.
Sumber :

Kamis, 09 April 2015

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEADILAN

Hubungan Manusia dan Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" . Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. Keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
 Keadilan bisa juga diartikan sebagai pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki “hak yang sama dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.  Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki ciri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
Dalam kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalu dibenturkan oleh berbagai  permasalahan dan kendala yang dihadapinya.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1.       Faktor ekonomi.
Setiap manusia berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.

2.       Faktor Peradaban dan Kebudayaan
Sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hampir pada setiap individu.

3.       Teknis
Untuk mempertahankan keadilan, kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lain kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun, sulit membedakan mana yang benar dan salah.
Pada intinya, keadilan adalah suatu tindakan manusia yang dilandasi oleh kebenaran dan kebenaran itu di perjuangkan oleh manusia tersebut. Dapat disimpulkan keadilan adalah sebagai titik tengah kebenaran yang dilandasi oleh nilai kebaikan. Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan. Dalam maknanya, Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.

SUMBER : http://irenegunadhi.blogspot.com/2011/11/hubungan-manusia-dan-keadilan.html